Save The children Gelar Dialog Sistem Peringatan Bencana Bagi Anak Dalam Situasi Darurat

Kupang, media Indonesia menyapa.com –Dalam rangka memperingati hari kesiapsiagaan bencana nasional tahun 2021 yang jatuh pada 26 April , save the children bersama pemerintah Provinsi NTT mengelar dialog sistem peringatan dini bencana yang ramah anak dan hak dalam situasi darurat.

Pimpinan save the children, Silverius Tasman dalam sambutannya pada diskusi pendidikan anak dalam kondisi darurat dan sistem peringatan dini yang ramah anak yang di gelar pada Selasa (27/04/2021) berlangsung di Swiss bellin hotel mengatakan, Gerakan save our education yang diinisiasi save the children Indonesia bertujuan untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas pada lingkungan yang aman serta inklusif baik di rumah maupun di sekolah, dalam jaringan ataupun luar jaringan termasuk di dalam situasi darurat.

“Anak-anak merupakan kelompok rentan terutama dalam situasi darurat, penting bagi anak dan keluarga mendapat edukasi dan pemahaman tentang sistem peringatan dini di wilayah nya, sehingga hal ini dapat meminimalisir risiko bencana ,” jelas Tasman Silverius.

Untuk diketahui dari data Badan Nasional penanggulangan bencana Republik Indonesia pada 4 April 2021 mencatat sebanyak 1.030 kejadian bencana alam yang di dominasi oleh bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor. akibat bencana alam ini menimbulkan terdampak dan mengungsi lebih dari 4,3 juta jiwa.

Ket Foto : Silverius Tasman, Pimpinan Save The Children saat memberikan sambutan pada diskusi pendidikan anak

Lebih lanjut, Tasman menyampaikan bahwa sesuai hasil survei dari save the children pada tahun 2019, 1 dari 2 anak tidak mengetahui cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Dari data ini menunjukkan bahwa anak – anak merupakan kelompok yang paling rentan saat terjadi bencana .

Ditambahkan Tasman Silverius, kondisi yang terjadi ini membuat anak-anak sangat berisiko bahkan terancam kehilangan nyawa. Risiko lainnya yang di hadapi adalah kehilangan akses kebutuhan dasar , kehilangan hak pendidikan, dan terancam mengalami kekerasan.

Sementara itu, Gubernur NTT melalui Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT Dr Jelamu Ardu Marius saat membuka kegiatan tersebut  mengatakan, Indonesia  digelari super market bencana non alam diikuti bencana alam Siklon tropis Seroja.

“Peringatan dini bagi anak saat bencana jangan lupa. Secara psikologis mengganggu anak-anak. Bayangkan kalo orangtua tidak siap apalagi anak. Bencana Berdampak pada seluruh aspek kehidup baik sosial maupun ekonomi dan kesehatan”, jelas Dr. Jelamu.

Ia mengatakan, ketika bunyi hujan di seng saja anak-anak mulai kebingunan. “Apa ini. Karena itu kesiapan orangtua dalam menenangkan anak, penting”, ujarnya

Acara dialog diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mewujudkan system peringatan dini bencana yang ramah anak dan memastikan hak pendidikan anak terpenuhi dalam situasi apapun termasuk situasi darurat.

” Saya berharap dialog hari ini tidak hanya berhenti disini saja, tetapi dapat kita terapkan sesegera mungkin sebagai komitmen kita bersama dalam upaya pengurangan risiko bencana dan memastikan hak pendidikan anak dalam situasi darurat terpenuhi,” jelas Jelamu.

Diskusi menghadirkan Pembicara Viktor Bungtilu Laiskodat – Gubernur NTT Diwakili Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT Dr. jelamu Ardu Marius Moh Syaeful Hadi – Kepala Stasiun BMKG Kupang, Fredy Chandra – Penasihat Pengurangan Resiko Bencana Save the Children dan Yosi Mokalu – Penyanyi & Ketua Umum Siberkreasi (Gerakan Nasional Literasi Digital). ( CP ).

Komentar