Dengan Program Langit Biru, Dorong Masyarakat Ciptakan Lingkungan Yang Sehat

NTT, Media Indonesia menyapa.com- Program Langit Biru (PLB) Pertamina dinilai berhasil mengedukasi masyarakat untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan. Hal itu terlihat dari banyak pengguna bbm jenis Premium yang beralih ke Pertalite dan Pertamax.

Program ini mendorong masyarakat untuk memakai BBM yang lebih ramah lingkungan. Pada akhirnya, ketika masyarakat menyadari manfaat Pertalite atau Pertamax, secara sadar beralih memakai BBM dengan oktan yang lebih tinggi.

Terkait program langit biru, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berkolaborasi dengan KBR mengadakan media gathering dan webinar secara virtual pada Rabu dan Kamis (24-25/3/2021) dengan menghadirkan para narasumber dari Pertamina dan stakeholder.
Webinar tersebut mengusung tema” “Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru”.
Sebagaimana diketahui bahwa Program Langit Biru adalah upaya untuk mengantisipasi adanya krisis
lingkungan, khususnya polusi udara.

Oleh sebab itulah I Ketut Permadi Arya Kuumara dari PLB Pertamina pada kesempatan webinar mengatakan, Untuk mendukung kelanjutan dan perluasan PLB Pertamina pada 2021 di berbagai kota dan kabupaten perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk memahami bagaimana baiknya menggunakan BBM jenis Pertamax dan pertalait.Hal ini guna mendukung dan mewujudkan program langit biru.

“Kelanjutan program tersebut di berbagai kota/kabupaten dan juga perluasan di daerah lain, juga menunjukkan kepedulian Pertamina terhadap lingkungan,” jelas dia.

Menurut I Ketut, Meski manfaatnya tidak bisa dirasakan secara instan, namun dalam jangka panjang, akan menjadi investasi bagi lingkungan dan juga kesehatan masyarakat.

“Oleh karena itu, Pertamina sebaiknya juga harus mempertahankan program ini, agar kesadaran masyarakat terus meningkat,” ujarnya.

Pada 2021 Pertamina melanjutkan Program Langit Biru, yang mana . dalam program ini, BUMN tersebut memberikan diskon harga bagi pengguna Pertalite.

Sementara itu, Tulus Abadi selaku penulis harian dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)pada Webinar tersebut menyampaikan bahwa untuk mendorong dan menciptakan masyarakat dalam penggunaan BBM ramah lingkungan guna mewujudkan program langit biru perlu ada kesadaran dari masyarakat dan kita semua untuk mengunakan BBM yang sesuai agar tidak merusak mesin kendaraan tersebut.

Menurut Tulus dalam mewujudkan program langit biru perlu ada kemitraan antara pemerintah, masyarakat, operator (Pertamina)dan juga harus memiliki visi yang sama untuk secara konsisten mewujudkan dan menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang ramah lingkungan.

Dikatakan Tulus, untuk mewujudkan program langit biru dan juga mereduksi gas karbon sebagaimana janji Presiden Jokowi pada Protokol Paris (2015), maka mau tidak mau target untuk mewujudkan jenis BBM ramah lingkungan (berstandar Euro 2) menjadi suatu keharusan.

“Pada tahun 2015 Presiden Jokowi telah membentuk Tim Reformasi Mafia Migas yang diketuai Faisal Basri. Salah satu rekomendasi utama Tim ini ialah pemerintah diminta menghapus BBM premium. Dan waktu itu sebagai operator pertamina menyanggupinya, namun mereka (pertamina-red) minta jeda waktu selama 2 tahun yakni sampai 2017,” tuturnya.

“Dan pada tahun 2017 pemerintah dan pertamina sudah mengendalikan secara ketat premium di area Jamali (Jawa, Madura, Bali). Tetapi ironisnya pada pertengahan 2018 kebijakan tersebut dibatalkan, karena faktor politik, dan pemilu. Sehingga sampai sekarang premium masih banyak digunakan di Indonesia,” lanjut Tulus.

Ia mengungkapkan, untuk mewujudkan BBM ramah lingkungan dan Digitalisasi SPBU, dimana saat ini pertamina (bersinergi telkom) telah melakukan Digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia.

“Berdasarkan data yang ada saat ini pertamina sudah melakukan Digitalisasi SPBU seluruh Indonesia yakni di 5.500. Ini artinya akan menjamin keamanan pasokan bagi konsumen mendapatkan BBM, tak akan ada kelangkaan BBM di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih dalam, Tulus menyebutkan bahwa Digitalisasi SPBU juga menjamin keandalan pelayanan kepada konsumen, baik dari sisi aksesibilitas dan realibilitas.

Ia menjelaskan, mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan bersih adalah hak asasi warga negara yang dijamin oleh Konstitusi dan berbagai Undang-Undang yang ada. Artinya pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib melindungi warganya, yakni mewujudkan kebijakan yang transformatif dalam penggunaan BBM ramah lingkungan (nir premium).

“Polusi udara yang dipicu oleh penggunaan energi fosil (khususnya BBM) sudah pada level membahayakan kesehatan dan keselamatan warga dan lingkungan, dan sudah menjadi the real Pandemi. Kita menghadapi pandemi Covid-19 sebenarnya kita sebut pandemi yang kecil, karena sesungguhnya ada pandemi yang lebih besar yaitu penggunaan energi fosil dan menjadi pemicu utama polusi udara,” tuturnya.

Tulus menambahkan, masih banyak konsumen yang menggunakan premium tujuan untuk berhemat tapi justru ini bisa menimbulkan keborosan pada kendaraan bahkan sampai merugi.

“Kita juga mendorong kepada pertamina agar ada insentif harga untuk BBM yang ramah lingkungan untuk konsumen. Artinya jangan sampai kualitas BBM semakin naik harganya juga terus naik. Dan ini akan terus kita cek sehingga harga bisa lebih terjangkau kepada konsumen,” pintanya.

“Dan juga diperlukan kebijakan yang transformatif dan sinergi untuk mewujudkan BBM yang ramah lingkungan sehingga kita bisa menyelamatkan lingkungan kita dan menyelamatkan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu Fabby Tumiwa dari YLKI juga menambahkan , dalam tahun terakhir ini penggunaan BBM jenis pertalite dengan oktan lebih tinggi dan hal ini menunjukkan sudah ada pemahaman yang baik dari masyarakat tentang pentingnya penggunaan BBM jenis pertalite dimana BBM ini sangat penting untuk menciptakan udara yang lebih sehat dan bersih. terus mendukung upaya Pemerintah menciptakan udara yang bersih dan sehat dengan mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak yang lebih ramah lingkungan.

Narasumber Komaidi Notonegoro pada kesempatan webinar juga menyampaikan, untuk mengedukasi konsumen untuk menggunakan BBM ramah lingkungan dan yang lebih berkualitas dalam meningkatkan performa kendaraan maka perlu ada kesadaran dari hulu hingga hilir dan ada ketegasan dari pemerintah dan pengambil kebijakan dalam pengunaan BBM agar berbagai permasalahan terhadap kerusakan lingkungan dapat diatasi.

“ dengan adanya Program Langit Biru ini diharapkan akan dapat diterapkan lebih luas sehingga kualitas udara di Indonesia bisa lebih baik,” harapnya.

Lanjut Komaidi, perlu ada komitmen dan konsistensi dari pemerintah untuk mendorong penggunaan BBM dengan RON lebih tinggi, karena selain baik bagi lingkungan juga akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih.
Penulis ( CP ).
Editor : ( CP ).

Komentar