Kabupaten TTS Juara Bertahan Dengan Stunting Tertinggi

Kupang, Media Indonesia Menyapa.com – Stunting atau kerdil adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita kerdil akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.

Dampak kerdil tidak hanya pada segi kesehatan, tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak karena anak merupakan aset bangsa di masa depan

Terkait hal tersebut maka Dinas Kesehatan Provinsi NTT gelar workshop hasil penerapan lembar menu spesifik lokal dengan tujuan melakukan Evaluasi capaian kinerja program gizi di NTT dan dari evaluasi capaian kinerja teridentifikasi Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan kabupaten yang memiliki data Stunting Tertinggi dan juara bertahan dari 22 Kabupaten Kota di Nusa Tenggara Timur yakni sebesar 40,6 persen.

Kepala bidang kesehatan masyarakat pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT, drg. Iien Adriany M.kes dalam pemaparannya pada workshop hasil penerapan lembar menu spesifik lokal dalam PMBA ( Pemberian Makan dan Bayi Dan Anak ) Jumat (11/12/2020) di hotel Sasando menyampaikan bahwa masalah stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan terbilang masih tinggi. Hal ini disebabkan Karena masih kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi yang baik bagi remaja putri dan calon ibu hamil.

Menurut Iien Adriany, Stunting bukan soal gizi atau makanan saja, tetapi faktor ekonomi, kebersihan pun menjadi pendukung adanya balita yg lahir stunting.
“Kami dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT bersama dengan Pemerintah daerah dan sektor lainnya, dalam Hal melakukan sweeping terhadap ibu hamil dan balita untuk di timbang dan serta diperiksa Kesehatan nya, sehingga ketika ada balita bermasalah bisa langsung di berikan PMT,”ujar Kabid Kesmas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr.Messe Ataupah menyampaikan bahwa Stunting perlu di atasi atau di tekan dengan pola makan yang bergizi dan seimbang.

Disampaikan bahwa, Langkah – langkah dan strategi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT untuk menekan angka stunting dengan memberikan makanan tambahan kepada masyarakat khususnya calon bayi di dalam kandungan ibu, balita dan mempersiapkan tumbuh kembang anak gadis remaja sejak dini agar dapat menekan angka stunting.

Messe Ataupah juga mengatakan, Capaian kinerja Dinkes memang belum mencapai apa yang diharapkan untuk menekan angka stunting karena convergensinya masih kurang baik, namun tetap akan terus berusaha agar dapat turun dibawah 10 persen dan akan di usahakan untuk turun di bawah angka 10 dan apabila turun di bawah angka 10 persen maka ini merupakan suatu capaian kinerja yang baik dan sudah bisa masuk level nasional serta bisa keluar dari zona bahwa NTT Provinsi miskin, bodoh dan sebagainya.

Harapan Kepala Dinas Kesehatan NTT, di Tahun 2021, dinkes NTT akan mengugah sektor lainnya agar dapat berperan aktif sehingga bersama dapat menekan angka stunting di NTT. ( CP ).

Komentar