Gerakan Disversifikasi Pangan Lokal Jadikan Masyarakat Bahagia dan Sehat

NTT, media Indonesia menyapa.com-Agar dapat meningkatkan ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, Dinas Pertanian dan ketahanan pangan NTT berinovasi dan disverifikasi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi masyarakat dengan tujuan agar masyarakat menjadi sehat dan bahagia. karena sebagaimana diketahui bahwa sumber makanan non beras sangat penting bagi kesehatan gizi seimbang masyarakat NTT.

Terkait hal tersebut maka Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Provinsi NTT menggelar talk show yang bertajuk gerakan diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat non beras tahun 2020 dan sub tema sehat bahagia bersama pangan lokal yang berlangsung di Dinas Pertanian Provinsi NTT Jumat(25/09/2020).

Hadir sebagai narasumber kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan NTT, Lecky Frederick Koly, kepala BPTP NTT Dr.Procula Mattitaputy, Dr.Intje Picauly selaku Dosen FKM Undana, Hesti Natalia Lodorohi perwakilan dari BNI cabang Kupang, dan Pdt Yandri Manobe dari lembaga keagamaan Sinode Kupang.

Pada kesempatan tersebut, Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan NTT, Lecky Frederick menyampaikan bahwa gerakan disverifikasi pangan lokal non beras yang dilakukan dengan tujuan untuk menjawab kebijakan nasional untuk merespons kondisi global yang akan mengancam kerawanan pangan apalagi disituasi Covid 19 ini ancaman kerawanan pangan Sedang di depan mata oleh karena industri tidak bisa bergerak, ekonomi juga tidak bisa bergerak karena mobilisasi dibatasi, menyebabkan produksi secara otomatis berpengaruh karena sumber daya, modal, teknologi, mnusia tidak bisa di mobilisasi karena adanya distancing ,oleh karena itu semua akan berpengaruh besar kepada produksi pangan baik itu karbohidrat, protein, kacang – kacangan, dan lemak yang di produksi oleh hewani.

Oleh sebab itu Lecky Frederick selaku kadis pertanian dan ketahanan pangan bersama para UMKM melakukan suatu inovasi dari potensi pangan lokal yang yang ada untuk disajikan agar bisa ada respon dari masyarakat bagaimana memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada.

Sementara itu, Kepala BPTP NTT, Dr.Procula Mattitaputy, mengatakan, untuk membangun NTT kedepan harus dengan keberagaman pangan lokal.Dan nilai gizi yang seimbang. pangan lokal tak kalah dengan makanan nasional yang selama ini dikonsumsi, bahkan selama ini banyak makanan yang tercemar. Kita ingin mengembalikan potensi pangan lokal di NTT.

Kepala BPTP NTT, Dr. Procula Rudlof Matitaputy, juga sangat mendukung ide, gagasan dari pemerintah NTT dalam mengelola pangan lokal.

“Kita bersama mencarikan solusi dalam kaitannya memanfaatkan pangan lokal non beras. Kami di BPTP NTT juga mengajak para petani mengembangkan inovasi tanaman alternatif karena sekarang ini kita sedang hadapi situasi pandemi Covid 19. Jadi saya kira Gerakan Disertifikasi Pangan Lokal ini sangat bagus,” ucapnya.

Procula Mattitaputy berkomitmen membangun NTT kedepan dan siap membantu karena BPTP NTT merupakan lembaga yang mempunyai tugas pokok dalam pengkajian dan penelitian. Disampaikan juga bahwa, ada beragam jenis pangan lokal yang memiliki kandungan nilai gizi tinggi oleh sebab itu Gerakan Disversifikasi ini menghemat konsumsi beras dengan non beras. Inovasi-inovasi bisa diterapkan dengan memanfaatkan pangan lokal karena ada jagung, pisang, ubi.
(CP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *