Ket Foto: Febriana Fransiska Manubulu., M.Pd, Dosen IAKN Kupang
Kupang, media Indonesia menyapa.com
Setiap 23 Juli diperingati sebagaiĀ Hari Anak Nasional. Pada perayaan momen Hari Anak Nasional 2023 ini mengambil tema “Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas dan Mewujudkan Indonesia Layak Anak pada tahun 2030 dan Indonesia Menuju Generasi Emas pada tahun 2045 tanpa perkawinan dan kekerasan terhadap anak”
Tema ini diambil seiring menyesuaikan kondisi yang dihadapi anak-anak di era perkembangan teknologi informasi yang cukup tinggi. Dari 79,5 juta anak Indonesia, sebagiannya memerlukan perlindungan khusus dan pemenuhan hak mengembangkan potensi diri, hak memperoleh pendidikan.
Terkait tema Hari Anak Nasional tersebut, Febriana Fransiska Manubulu., M.Pd, Dosen jurusan sosial keagamaan kristen, mata kuliah baru ilmu sosial budaya dasar dan Etik kristen, Kewarganegaraan, anti korupsi di IAKN Kupang menuturkan, untuk mewujudkan generasi emas dan mewujudkan Indonesia layak anak perlu ada kerja ekstra. Karena di akuinya, zaman yang terus berkembang dengan teknologi modern, sebagai seorang dosen tidak saja fokus kepada mentransformasikan ilmu bagi anak – anak didik, tetapi juga harus menjalankan tri dharma dalam perguruan tinggi dimana para dosen harus mengembangkan penelitian pengajaran dan juga pengabdiannya dengan tujuan dapat mengembangkan dan membuka cara berpikir serta melihat potensi yang di miliki dalam diri anak dan juga peran dosen harus mampu dalam membimbing moral dan karakter anak – anak didik.
“Peran kita sebagai dosen sangat kompleks, dimana kita harus mampu menjalankan tugas – tugas dalam proses belajar mengajar agar dapat mencapai generasi emas berkualitas yang akan memberi manfaat bagi bangsa dan negara,” jelas Siska Manubulu.
Dijelaskan Fransiska, saat ini untuk mencapai generasi penerus bangsa yang cerdas, generasi muda harus bisa memiliki cara berpikir yang tepat, mampu menguasai diri, memiliki visi, mental yang berani, pandangan yang luas dan yang lebih penting bisa mampu belajar berpikir bersama dalam menghadapi tantangan dunia.
Menurut Siska, Jika di lihat sesuai dengan keadaan yang terjadi sekarang ini maka perlu adanya peningkatan kerjasama dan tindakan nyata yang di lakukan dari setiap pihak yang berperan seperti pemerintah, yayasan perlindungan anak instansi pendidikan dan juga masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut.
“Perlu peningkatan kerjasama dan tindakan nyata dari semua elemen penting di masyarakat maupun di berbagai aspek, sehingga dapat mewujudkan generasi emas yang unggul dalam setiap bidang sesuai dengan potensi yang di miliki oleh anak anak muda dan generasi penerus bangsa,” tambah Dosen muda IAKN Kupang.
Lebih lanjut dosen jurusan sosial keagamaan kristen IAKN Kupang ini bahwa, Berbicara tentang pentingnya perlindungan anak, baik pendidikan, kesehatan dan lainnya, pemerintah saat ini sedang berupaya bersama lembaga terkait baik di lapisan masyarakat hingga perguruan tinggi untuk melakukan gerakan mengatasi dan menurunkan angka Stunting. Karena sebagaimana diketahui angka stunting untuk NTT sangat memperhatinkan, menjadi problema serius dari tahun ke tahun.
“Sebenarnya sebelum kita bahas tentang bidang pendidikan menurut saya memenuhi hak anak yang paling krusial ialah dari dalam dapur baik itu calon ibu dan anak, sudahkah kita memenuhinya? Sudahkah kita menyiapkan takaran gizi yang tepat? program pemerintah tentang makanan sehat sayur kelor, kelor dapat tumbuh dimana saja, dapat kita temui dimana saja, ketika mampu di olah dengan baik maka kandungan gizinya cukup memenuhi kebutuhan yang di harapkan, menurut saya mungkin selama ini kita ketahui mengolah nya tapi untuk dapat khasiat yang tepat butuh cara dan langkah yang tepat sehingga orang NTT dimana pun mampu memenuhi takaran gizi yang tepat agar angka stunting bisa menurun. Pengaruh kualitas pendidikan pada anak menurut saya juga tidak terlepas dari dalam rumah (dapur.red),” Ungkap Siska.
Fransiska Manubulu kembali menegaskan, sangat di sayangkan sekali anak – anak merupakan generasi bangsa yang harus kita persiapkan untuk masa depan bangsa namun kurangnya perhatian dan kerjasama yang baik bisa membuat generasi bangsa hancur. untuk itu sudah saatnya semua elemen masyarakat mulai dari keluarga, pemerintah, Stakeholder perlu melatih anak untuk secara agar menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas.
Fransiska sebagai seorang dosen, dirinya berharap semua pihak, baik pemerintah maupun pendidik dapat menciptakan generasi muda bangsa yang cerdas berkarakter melalui pendidikan, karena melalui pendidikan lah yang berkarakter bagi anak-anak dapat mencerdaskan dan mengembangkan potensi generasi anak emas yang cerdas.
” Saya berharap anak bangsa memiliki ilmu, kepribadian baik, kreatifitas, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri. Pendidikan merupakan jalan perbaikan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas untuk masa depan anak bangsa,” Pungkas Siska. ( CP).