Gelar Lomba pembuatan naskah film dan film dokumenter film pendek dan panjang, UPTD Taman Budaya NTT Jaring Seniman Muda NTT Berkarakter

Kupang, media Indonesia menyapa.com – UPTD Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT menggelar Lomba pembuatan naskah film dan film dokumenter film pendek dan panjang tahun 2022 dengan tujuan dapat menjaring bakat dan minat dari seniman- seniman muda di NTT.

Kegiatan yang mengusung Tema”kotaku di atas adat budaya tradisiku’ dengan sub tema” kepercayaan dan adat istiadat melalui linimasa kosmit perkembangan budaya yang berlangsung selama dua hari yakni 29 dan 30 November 2022 di UPTD Taman Budaya dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT.

Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur Drs. Sofyan M.M yang ditemui di sela- sela acara grand final lomba pembuatan naskah film dan film dokumenter film pendek dan panjang Tahun 2022 mengatakan Lomba dengan tema “ Kotaku di Atas Adat Budaya Tradisiku” dan Sub Tema: Kepercayaan dan Adat Melalui Lintasan Kosmit Perkembangan Budaya adalah ajang untuk menggali potensi sinemas yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Menurut Sofyan lomba naskah pembuatan film dan film dokumenter ini mampu membangun pendidikan kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Timur.
“Lomba ini bertujuan untuk mendidik anak- anak muda untuk lebih berkreativitas membangun pendidikan kebudayaan di NTT karena NTT memiliki banyak adat istiadat, budaya, kuliner. Jadi mereka bisa menciptakan sebuah karya film berdurasi panjang dan film dokumenter tentang semua budaya yang ada di NTT,” terang Sofyan.

Ket Foto : Kepala UPTD Taman Budaya NTT, Drs. Sofyan

Menurut Sofyan, lomba naskah pembuatan film dan film dokumenter diharapkan semua sinemas bersatu agar bisa mengangkat semua budaya yang ada di NTT.
“ Kita harus bersatu jika ingin berkembang, kita punya banyak budaya itu yang harus kita gali,” ungkap Sofyan.

Pada kesempatan yang sama, ketua tim juri, Piter Kembo menyampaikan ada banyak kriteria dan tahap untuk menentukan pemenang.
Pada perlombaan tersebut di ikuti oleh Peserta lomba sejumlah 15 orang dan melalui tahapan penjurian maka yang masuk grand final ada 6 peserta.

Piter mengatakan aspek penilaian yang dilakukan meliputi film berdurasi 15 menit ke atas, unsur video, bagaimana teknik mengambil gambar, kesesuaian video, gambar dialog bersama, kualitas video yang baik sesuai alur cerita, gambar yang dibuat harus sesuai tema pendidikan dan kebudayaan. Audio dan atmosfir alam background musik harus sesuai.
“Unsur script dan naskah bagi film fiksi lalu film dokumenter harus nyata sesuai atau tidak,”jelas Penulis naskah terbaik. Maestro kebudayaan daerah NTT ini.

Ket Foto : Ketua Tim Juri, Piter Kembo

Perlombaan yang di gelar menghadirkan 3 orang tim juri yaitu: Agus Beda Ama, Flavi Rato dan Piter Kembo.
Pada malam final lomba pembuatan naskah film dan film dokumenter film pendek dan panjang menghasilkan pemenang yakni
Pemenang lomba juara 1 mendapatkan Rp.5 juta, juara 2 mendapat Rp.4 juta juara 3 mendapat Rp 3 juta, harapan 1 mendapat Rp 2.500.000, harapan II mendapat Rp 2 juta, harapan 3 mendapat Rp.1,5 juta.

Untuk diketahui yang lolos grand final Nominasi 1 menggapai mimpi sutradara Fransiskus. Nominasi 2 tumbuh bersama badai, sutradara Aleks Nelcon, nominasi 3 siklus kehidupan Amarasi sutradara Ida Padabain nominasi 4 jagung Bose sutradara Meryanti Nonny, nominasi ke 5 merajut tradisi Hewokloang dari San Pedro nominasi ke 6 SBO Bano Sutrada Redemtus.

juara 1 diraih oleh universitas san Pedro dengan karya nya tradisi Hewokloang dengan nilai 800, Juara 2 dengan nilai 750 menggapai mimpi, Juara 3 nilai 700 siklus Kehidupan Amarasi, Juara harapan 1 tumbuh bersama badai, Juara harapan 2 nilai 600 spo bano, Juara harapan 3 nilai 650 jagung bose
Penilaian para dewa juri harus berdasarkan budaya tradisi dan pendidikan, teknik penilaian, cahaya pengambilan gambar, transisi gambar.(CP).

Komentar