Hadapi Musim Tanam 2022, Pemprov NTT Siapkan Lahan 88 Ribu Hektare

Kupang, media Indonesia menyapa.com
Menghadapi musim tanam 1 pada Oktober 2022 hingga April 2023 serta jelang musim hujan,
Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan 88 ribu hektare (Ha) lahan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dalam hal ini Dinas Pertanian dan ketahanan pangan NTT
mempersiapkan dan mengoptimalkan lahan-lahan yang tersedia untuk berproduksi melalui program TJPS Pola Kemitraan. Sesuai perkiraan BMKG, musim hujan di NTT diprediksi akan dimulai pada akhir Oktober.

Kepala dinas Pertanian dan ketahanan pangan NTT, Lecky Kolli kepada wartawan, Selasa, 27 September 2022 di Kantor Gubernur NTT menyampaikan bahwa Pemprov NTT dalam menghadapi musim tanam 2022 akan menyiapkan lahan seluas.88 ribu ha( hektare)

“Kami siapkan lahan seluas 88 ribu ha dari sisa lahan yang disiapkan untuk musim tanam satu pada Oktober-April 2023 dan Pada tahun 2022, pemerintah menyiapkan lahan seluas 105 ha. Dari jumlah itu, 37 ha sudah dilakukan penanaman pada musim tanam dua, dan sudah dipanen dan dipasarkan. Sedangkan 88 ribu ha akan dimanfaatkan untuk musim tanam satu ini,” kata Lecky Koli.

Lahan yang disiapkan ini, kata dia, akan digunakan untuk tanaman jagung, sorgum, dan kelor. Tahap awal dimulai di daratan Flores yang sesuai prediksi BMKG akan hujan pada akhir Oktober 2022.

“Selanjutnya untuk daratan Flores bagian timur, Pulau Timor dan Sumba akan diikuti pada November-April,” jelasnya.

Untuk hasil produkai jagung, lanjut dia, pihaknya akan bekerjasama dengan Kabupaten Bangli, Bali untuk suplai kebutuhan jagung, sedangkan mereka suplai daging dan telur ayam.

Sedangkan benih Sorgum, jelasnya, sedang dalam penyaluran dari Flores Timur ke Pulau Timor, Flores bagian timur, Lembata, Alor, Sabu, dan Rote.

Khusus Kelor, lanjutnya, pihaknya telah menyiapkan benih sebanyak 1 juta dan  akan bekerjasama dengan TNI untuk dibagikan ke warga agar bisa ditanam di pekarangan rumah. “Kita siapkan 1 juta anakan yang akan dibagikan oleh TNI,” katanya.

” Kita sedang siapkan 1 juta anakan yang kemudian akan difasiltasi oleh TNI untuk didistribusikan ke masyarakat agar mereka berproduksi dan hasilnya akan dibeli oleh offtaker yang memang sudah dipersiapkan. Pola pengembangan 3 komoditas ini akan menggunakan pola Kemitraan yang sudah dilaksanakan dalam program TJPS sehingga masyarakat tak perlu ragu untuk jaminan pasarnya,”pungkas Lecky. ( CP).

Komentar