Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal Agar Sehat, Bahagia

Kupang, media indonesia menyapa.com –
Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Selain itu juga Diversifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang.

Terkait hal tersebut, Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Provinsi NTT menggelar webinar Diversifikasi pangan lokal dengan mengusung thema “sehat, bahagia dengan pangan lokal”.

Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli, SPT, saat membuka webinar Disversifikasi pangan lokal, jumat(15/10/2021) di Neo Asthon mengatakan, masyarakat perlu di beri pemahaman untuk lebih mengenal dan mengkonsumsi pangan lokal. Karena pagan lokal banyak nilai gizi yang bermanfaat bagi tubuh, disamping itu juga meminimalisir berbagai penyakir akibat kelebihan konsumsi beras atau nasi.

“Pentingnya masyarakat mengetahui dan memahami Diversifikasi Pangan untuk menurunkan ketergantungan terhadap beras, dan warga didorong untuk mengkonsumsi bahan pangan non beras. Kita di Indonesia makan beras 1 tahunnya untuk 1 orang itu, 139 kilogram. Sedangkan di Jepang 1 tahunnya 62 kilogram untuk 1 orang makan,” ungkap Lecky.

Menurut Lecky, Diversifikasi ini dilakukan untuk menekan ketergantungan beras dan konsumsi makanan non beras seperti umbi-umbian, jagung, pisang, sukun dan juga shorgum.

“Semua itu adalah sumber karbohidrat yang kualitas gizinya tidak kalah dengan beras. Selain itu bisa memperdayakan ekonomi petani penghasil non beras. “Kita dorong masyarakat untuk menuju kepada pengurangan pangan non beras dengan cara sederhana. Setiap makan pagi, siang dan malam itu berasnya di kurangi. Itu bisa menolong kita untuk bisa menekan ketergantungan beras menuju pemanfaatan sumber karbohidrat yang baru dan sekaligus menyehatkan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara, Sarlien Y. Polin, S.Si mengatakan, Diversifikasi pangan terus dilakukan dengan tujuan, mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal.

Menurutnya, saat ini beras dan terigu menjadi sumber penyedia energi tertinggi masyarakat indonesia, Padahal ada berbagai jenis pangan lokal sumber karbohidrat, seperti jagung, ubi kayu, shorgum, pisang, sukun dan lainnya.

“Untuk menurunkan ketergantungan konsumsi pada jenis pangan tertentu, maka perlu dilakukan percepatan Diversifikasi pangan secara menyeluruh,” jelas Sarlin.

Ditambakan Sarlin, Hal ini menjadi pertimbangan bahwa peningkatan konsumsi pangan lokal akan lebih mudah dilakukan bila komoditas yang di tetapkan sejalan dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat

Kegiatan webinar pangan lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ini diharapkan, dapat merubah kebiasaan dan pola pikir masyarakat terhadap konsumsi pangan lokal non beras. ( CP ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *