Limbah Pertanian di Ubah Bupati TTU Jadi Pupuk Kompos

Kefamenanu, Media Indonesia menyapa. com– Menjadi petani adalah pekerjaan utama Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Ray Fernandes. Hal ini disampaikan oleh Ray Fernandes saat Media Indonesia Menyapa berkunjung ke kebunnya di Kampung Naen, Kelurahan Tubuheu, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada hari Kamis (02/07/2020) siang. Bagi Bupati Kabupaten TTU dua periode ini, sejak kecil, ia sudah sangat akrab dengan dunia pertanian. Sehingga tamat kuliah dari Universitas Nusa Cendana Kupang, ia pun membajak sawah dan hasil dari sawahnya ini, ia memperoleh uang 150 juta rupiah. Oleh karena ini, Ray Fernandes yakin, profesi petani juga dapat membuat seseorang sukses asalkan dilakukan dengan tekun, tabah, serius, dan tidak cepat merasa lelah.

“Walaupun saat ini saya menjabat Bupati TTU tetapi pekerjaan saya sesungguhnya merupakan seorang petani. Selama ini walaupun saya dipercayakan oleh masyarakat TTU untuk menjadi Anggota DPRD, Wakil Ketua DPRD, Wakil Bupati, hingga menjadi Bupati, saya tetap bertani. Pekerjaan saya setelah pensiun dari Bupati TTU adalah hidup di kebun ini. Jabatan yang saya emban selama ini adalah hasil kepercayaan masyarakat. Sedangkan petani adalah pilihan saya sampai saya tiada. Namun, saya menjadi petani yang sukses karena saya tekuni dengan baik. Selama ini gaji terima Bupati sebesar 5,9 juta rupiah. Itu sangat kecil dibandingkan dengan hasil pertanian yang saya peroleh. Bulan lalu saya panen kacang hijau dan peroleh hasil 48 juta rupiah. Itu baru darai kacang hijau, belum dari jagung, kacang tanah, pepaya, sayur-sayur, dan lain-lain. Sedangkan dari hasil ternak babi, kuda, dan sapi, saya bisa menghasilkan puluhan miliar setiap tahun. Ini yang kemudian membuat saya optimis untuk menjadi petani, serta menjadi pensiunan petani,” kata Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Nusa Tenggara Timur ini.

Saat berbincang dengan Media ini di lokasi perkebunannya ini, Ray memulai cerita hidupnya yang mengolah lahan tandus, gersang hingga menjadi lahan pertanian.

Ray mengakui, jika dirinya memiliki cita-cita untuk menjadi petani sukses dan menjadi pengusaha kaya dari produk hasil pertaniannya. Oleh sebab itu, saat ini dia membuat sendiri pupuk kompos dan melakukan uji coba di kebunnya sendiri. Dalam mengolah kebunnya ini, ia juga menghindari penggunaan pupuk kimia. Sebab, menurutnya, itu membahayakan tubuh.

Di tempat ini, suami dari Kristina Muki yang menjadi Anggota DPR RI periode 2019-2024 ini mempekerjakan puluhan petani. Selain menanam, para petani juga mengolah pupuk kompos yang diproduksi sendiri bersama para anak muda yang ingin belajar pertanian.

“Pupuk ini saya buat dari limbah pertanian seperti batang kacang, kulit kacang, chromolaena adorata atau tumbuhan sukumuti, daun gamal, sekam padi ditambah kotoran ternak. Semua diracik bersamaan dengan menggunakan cairan m4 yang dicampur merata lalu dibiarkan selama 14 hari. Setelah hancur digunakan untuk pemupukan pada semua tanaman di kebun sendiri,” jelas Mantan Wakil Bupati TTU ini.

Dijelaskannya juga, proses pembuatan kompos yang dilakukannya sendiri, sudah diuji pada Laboratorium Undana Kupang sebanyak dua kali yang hasil unsurnya seimbang untuk bisa digunakan jika dikenalkan kepada publik.

“Sementara ini dipakai sendiri dan suatu saat nanti bisa dijual. Saya rekomendasikan kepada para petani di seluruh NTT. Mari kita bertani dengan pupuk organik. Jangan gunakan bahan kimia, baik terhadap tanah atau terhadap tanaman. Sehingga jika kita konsumsi, kita tidak boleh menimbun penyakit di dalam tubuh. Mari mencintai lingkungan dengan menggunakan pupuk kompos,” ajak Politisi Nasdem itu.

Pantauan Media ini, di kebunnya di Kampung Naen, terdapat lahan belasan hektar yang sudah ditanami. 1,8 ha ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti pepaya California, kacang tanah, lombok dan kacang hijau yang sudah memberikan hasil.

Walaupun telah mendapatkan kesuksesan di bidang pertanian, ia tidak segan untuk membagikan ilmunya ke petani-petani di sekitarnya. Berkat hal itu, petani-petani di Kabupaten Timor Tengah Utara mengalami peningkatan pada penghasilan mereka. (CP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *