Mencegah Virus ASF Berkembang di NTT, Prisma Kolaborasi Pemprov Gelar Lokakarya Berbagi Pembelajaran Sektor Babi

 

Kupang, Media Indonesia Menyapa.com
Prisma bersama Pemerintah Provinsi dan Kementerian Bappenas menggelar kegiatan Lokakarya berbagi pembelajaran sektor babi NTT, dengan mengusung tema” menumbuhkan pasar, mengakarkan pengetahuan”.
Kegiatan tersebut di hadiri oleh berbagai lembaga pemerintah maupun para pakar sektor peternakan babi, perwakilan universitas , asosiasi, gereja, Lembaga masyarakat peternak Babi yang berlangsung pada Jumat(14/06/2024).

Dalam sambutan Prajwal Shahi selaku Manager PRISMA mengajak semua masyarakat dalam momentum lokakarya sebagai sebuah tonggak sejarah puncak dari 10 tahun kemitraan Australia di sektor peternakan babi di NTT melalui PRISMA,yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan, produktivitas, dan keberlanjutan sektor ini.

Menurut CEO Prisma bahwa Program PRISMA akan selesai pada akhir tahun 2024 namun Dirinya merasa bangga dapat berbagi pembelajaran dari pekerjaan penting di sektor peternakan babi di NTT hingga saat ini.

Prajwal Shahi mengatakan, Provinsi NTT memiliki populasi babi terbesar di indonesia, menyumbang 30 persen populasi babi nasional dengan perkiraan 900.000 rumah tangga yang memelihara rata rata dua ekor babi dan 70 persen petani kecil memelihara babi untuk mendapatkan penghasilan tambahan,

“Babi merupakan hewan ternak terpenting bagi petani kecil di NTT. Pada akhir tahun 2019, Demam Babi Afrika (ASF) melanda NTT dan memusnahkan populasi babi sehingga menyebabkan penurunan pendapatan peternak secara signifikan,” jelas Prajwal Shahi.

Prajwal menambahkan saat ini 26 persen peternak melakukan restocking di peternakan mereka dengan anak babi berkualitas baik, menggunakan pakan dan konsentrat, serta menerapkan langkah – langkah biosekuriti, sehingga menurunkan angka kematian dan meningkatkan produktivitas babi.

” Hampir semua peternak babi di NTT mengikuti praktik pemberian pakan, pembiakan dan pemeliharaan tradisional dari PRISMA, pergeseran praktik peternakan ini sangat penting untuk memastikan pemulihan rumah tangga petani kecil dan sektor peternakan babi di NTT secara keseluruhan, terutama dalam menghadapi dampak yang disebabkan oleh ASF,” kata Prajwal Shahi.

Prajwal berharap melalui lokakarya ini akan memungkinkan semua pihak baik itu pemerintah maupun lembaga terkait, para peternak Babi untuk berbagi pengetahuan dan kebijaksanaan kolektif, membantu mengembangkan solusi baru dan memperkuat tekat bersama untuk menghadapi tantangan masa depan.

Sementara itu Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Setda NTT, Linus Lusi mengatakan, “Setiap orang dapat memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan pasar babi di NTT dengan mendorong penggunaan pakan ternak berkualitas, pengembangbiakan yang lebih baik, pencegahan penyakit ternak secara menyeluruh, dan memastikan ekosistem pasar yang mendukung pertumbuhan. Dikarenakan pemulihan sektor peternakan babi hanya dapat dilakukan melalui kerja sama dan keterlibatan penuh seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, pihak swasta,lembaga pendidikan, organisasi masyarakat seperti jaringan gereja, serta peternak itu sendiri”. Ujar Staff Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Setda NTT, Linus Lusi. ( Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *