Kupang, media Indonesia menyapa.com
Stunting dapat menjadi prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan anak, Sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting.
Permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tapi harus terintegrasi dengan program lainnya. Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya stakeholder yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas.
Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting.
Dalam pelaksanaannya, upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
Terkait hal tersebut maka pemerintah Kota Kupang melalui Bappeda Kota Kupang dan LP2 KB kota Kupang menyelenggarakan Aksi #2 Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi yang merupakan rangkaian program kegiatan yang meliputi 8 aksi konvergensi.
Kepala Bappeda kota Kupang, Djidja Kadiwanu dalam sambutannya saat membuka kegiatan aksi 2 menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksana integrasi intervensi gizi yang berlangsung pada Jumat (22/03/2024) di hotel kristal mengatakan aksi 2 menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksana integrasi intervensi gizi merupakan bagian daripada upaya untuk percepatan baik yang dilaksanakan secara nasional, Provinsi maupun di kota Kupang.
” Berdasarkan peraturan Presiden nomor 72 tahun 2001 tentang percepatan penurunan stunting yang mana dalam implementasinya ada 8 aksi konvergensi percepatan yang harus dilakukan oleh pemerintah karena permasalahan stunting ini sebenarnya tidak bisa hanya di tangani oleh teman-teman dari dinas kesehatan tetapi juga merupakan tanggung jawab kita bersama oleh karena itu kita lakukan secara konvergen kita lakukan secara kolaborasi baik itu opd yang sifatnya spesifik untuk menangani kesehatan juga perangkat daerah perangkat daerah yang secara sensitif juga punya peranan yang besar dalam kerangka untuk kita penurunan stunting,” jelas Djijda Kadiwanu.
Kepala Bappeda Kota Kupang juga mengatakan bahwa upaya penurunan stunting tentu memerlukan keterpaduan baik dari segi tata kelola Yang harus dilakukan secara bersama-sama sebab pelaksanaan 8 aksi konvergensi bertujuan agar adanya keterpaduan mulai dari perencanaan penganggaran pemantauan dan evaluasi program kegiatan lintas sektor untuk memastikan tersedianya setiap layanan intervensi gizi spesifik pada keluarga.
Lebih lanjut Djidja Kadiwanu, S.E., M.M mengatakan sasaran prioritas dan intervensi sensitif untuk semua kelompok masyarakat terutama masyarakat miskin kegiatan hari ini adalah rencana kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan daftar rencana kegiatan yang mendukung percepatan penurunan stunting dalam kerangka.
“Kita menyesal secara langsung tentang secara keseluruhan dari kelurahan-kelurahan lokus yang sudah kita tetapkan lokus pada tahun 2024 ada 22 kelurahan dan pada tahun 2025 kita turun menjadi 15 Kelurahan dan ini yang menjadi fokus kita untuk melakukan percepatan penurunan stunting. tentu melalui kegiatan ini sangat diharapkan seluruh OPD untuk memberikan kontribusi bagi kiita dalam kerangka penurunan stunting melalui perencanaan-perencanaan kegiatan,” terang Djidja Kadiwanu.
Djidja Kadiwanu berharap melalui aksi 2 ini seluruh OPD secara bersama-sama mendesain program kegiatan yang nantinya juga untuk penurunan stunting di kota Kupang dan terkait dengan penurunan stunting di kota Kupang pada tahun 2022 angka stunting kita itu masih sekitar 21,5% kemudian pada bulan Agustus 2023 turun menjadi 17,2% Sehingga harapan pada tahun 2024 ini turun.
Menurut Kepala Bappeda Kota Kupang, kalau secara nasional 14% tetapi di kota Kupang kalau semua punya komitmen yang sama bisa turun sampai 10% dan semua sangat tergantung dari bagaimana kerja kerja kolaborasi semua pihak.
“Saya sangat berharap kegiatan hari ini kita manfaatkan secara baik karena ada sekian perangkat daerah secara bersama-sama mendesain program kegiatan yang harus diselesaikan pada hari ini,” Pungkas Djidja Kadiwanu
Sementara itu Kepala Dinas kesehatan kota Kupang, drg.Retnowati menjelaskan bahwa ada cara menurunkan angka stunting dengan cara penanggulangan dengan memprioritaskan stuntingnya dengan berbagai program yakni dengan pemberian PMT bagi balita yang mengalami gizi kurang.
“Jadi langkah yang harus dilakukan akselerasi nya yakni melalui pencegahan secara preventif kepada ibu hamil, calon pengantin, remaja putri dan aksi Konvergensi 2 ini merencanakan program yang bermanfaat,” jelas drg.Retnowati.
Kadis kesehatan kota Kupang juga mengatakan dalam aksi konvergensi 2 ini Perlu adanya kolaboratif agar dapat menjadi leading sektor adanya di Bappeda sehingga langkah untuk peningkatan percepatan pencegahan stunting dapat terwujud.
drg Retnowati mengatakan diharapkan tahun 2024 sesuai Renstra harusnya turun 14 persen dan ini menjadi locus di dalam penetapan anggaran kegiatan untuk membantu kelurahan menurunkan angka stunting.
Kadis kesehatan kota Kupang beberkan sejumlah puskesmas di kota Kupang yang menjadi locus penurunan angka stunting dan sudah di bawah target Renstra yakni puskesmas alak dengan angka stunting 13,2 persen, puskesmas Naioni 16,4 persen, puskesmas Manutapen 16,2 persen, Puskesmas Sikumana 24,3, Puskesmas Oepura sebagian menjadi kantong Stunting, Puskesmas Penfui 14 persen, puskesmas Oebobo 14,1 persen, puskesmas Oepoi 18,6 persen, puskesmas Oesapa 17,8 persen, puskesmas Bakunase 13,2 persen, Puskesmas Pasir panjang 16,9 persen, Puskesmas Kupang Kota 11,8 Persen, Puskesmas Penkase 10,6 persen.
Dari data tersebut maka diharapkan peran semua sektor agar benar-benar diperhatikan dan bukan hanya sampai di terselenggaranya saja tapi pelaksanaan nya bisa berjalan dan aksi Konvergensi 2 ini bisa tercapai.
Selain itu juga kadis P2KB kota Kupang, drg. Fransisca Ikasasi mengatakan upaya untuk stop stunting harus diawali dengan kerja konvergensi bukan saja beberapa OPD saja namun semua pihak harus berjibaku berkontribusi terhadap percepatan penurunan angka stunting.
Terkait hal tersebut kepala dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menitipkan satu program kepada seluruh OPD ketika ada perencanaan kegiatan yang ada kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat untuk masuk didalam kampung keluarga berkualitas sesuai amanat inpres no 3 tahun 2022 untuk berdayakan di seluruh kelurahan di Kota Kupang.
“Melalui forum aksi perencanaan yang di gelar hari ini, saya menitipkan di teman – teman dinas terkait kalau mempunyai program bisa masuk melalui kampung keluarga berkualitas dan dapat menginformasi kan kepada masyarakat dengan segala dimensi yang ada melalui pembinaan keluarga yang memiliki balita, lansia, pasangan usia subur,dan juga untuk pusat informasi konseling remaja dan kami menekankan pada remaja karena cikal bakal untuk membentuk manusia berkualitas di mulai dari remaja ” imbau drg. Sisca.
Kadis P2KB Sisca Ikasasi berharap agar seluruh dinas terkait dapat berkolaborasi dengan baik agar stunting di masyarakat yang diakibatkan oleh kurang terpenuhi nya gizi ibu hamil, menyusui dan balita dapat disikapi dengan aksi konvergensi sehingga mempercepat penurunan stunting dan mendapatkan keluarga berkualitas. ( CP).