PLT Kalak BPBD Kota Kupang Ingatkan Masyarakat Terhadap Potensi Bencana Banjir Akibat Sampah

Kupang, media Indonesia menyapa.com – Menghadapi cuaca ekstrem kota Kupang dan berbagai permasalahan-permasalahan terkait dampak dari cuaca ekstrem terhadap lingkungan yang bersih bebas dari sampah di kota Kupang, Badan penanggulangan bencana daerah kota Kupang bersama OPD dan lembaga terkait lainnya menggelar geladi ruang( Table Top Exercise atau TTX di Aula Hotel Silvia , Kamis (23/11/2023.

Geladi ruang yang mengusung tema” rencana Kontinjensi cuaca ekstrem kota Kupang” tersebut di gelar dengan tujuan agar dapat menguji coba kesiapan sektor- sektor pemerintah baik di kota, kecamatan maupun kelurahan di kota Kupang dalam menghadapi bencana dan dampaknya akibat cuaca ekstrem kemudian selanjutnya melakukan evaluasi bersama pelaksanaan simulasi apa saja yang perlu diperbaiki kedepannya ketika adanya cuaca ekstrem.

Sebagaimana diketahui banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi tiap tahunnya pada musim hujan. Dan semakin kesini, bencana banjir justru semakin banyak terjadi dan juga semakin besar dampaknya bagi warga masyarakat.

Peristiwa banjir sering dikaitkan dengan persoalan pengelolaan sampah yang kurang bijak dari masyarakat. Pembuangan sampah sembarangan serta banyaknya sampah yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan sumbatan aliran sungai hingga menimbulkan banjir. Akibat banyaknya tumpukan sampah tersebut, banjir pun meluap semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan serta kerugian material yang besar.

Seringkali masalah banjir dinilai sebagai kesalahan pemerintah dalam pembangunan tata kota ataupun kebijakan lainnya. Padahal salah satu penyebab banjir juga berasal dari kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah. Sudah banyak peristiwa banjir di daerah terbukti karena masalah sumbatan sampah di berbagai tempat.

Terkait hal tersebut, PLT Kepala pelaksana BPBD Kota Kupang, Maxi Jemy Deerens Didok mewakili P.j Wali Kota Kupang, saat membacakan sambutan nya mengatakan dalam menghadapi cuaca ekstrem dan tanggap terhadap bencana baik bencana banjir dan bencana lainnya merupakan urusan bersama baik OPD di tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten hingga ke Desa. Ketika ada bencana dan dampaknya di masyarakat maka semua harus ikut berperan penting dalam mengantisipasi nya.

Menurut nya, sampah merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya bencana banjir karena sampah yang tersumbat di saluran air berpotensi bencana banjir oleh sebab itu

” Dalam menghadapi cuaca ekstrem dan akibat dari bencana maka semua kita, baik OPD, masyarakat dengan perannya dan tupoksinya bersama mengantisipasi dan tanggap terhadap bencana dan dampaknya sehingga lingkungan pun dapat bersih, seperti Bencana Seroja beberapa waktu lalu,”
Untuk itu, kami ingatkan masyarakat agar menjaga lingkungan dengan rutin melakukan pembersihan saluran air yang berpotensi tersumbat sampah,”
Jelas Maxi Didok.

Menurut Didok, salah satu strategi yang di lakukan oleh OPD saat adanya bencana dan tanggap kebencanaan adalah dengan memberikan edukasi dan Simulasi bagi masyarakat sehingga ketika ada bencana maka semua sudah mengetahui cara mengantisipasi nya.

” Salah satu strategi Pemerintah Kota Kupang dalam tersedianya dokumen rencana Kontinjensi cuaca ekstrem serta terselenggara simulasi adalah dengan Kolaborasi dari seluruh stakeholder karena pemerintah tentunya tidak dapat bergerak sendiri dalam mengantisipasi bencana dan dampak dari cuaca ekstrem,” jelas PLT Kalak BPBD Kota Kupang.

Sementara itu Kepala bidang tata lingkungan Kota Kupang, Hijayas Mode mengatakan bahwa akibat dari cuaca ekstrem tentunya akan berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat.
Oleh sebab itu menghadapi cuaca ekstrem maka masyarakat sejak dini perlu memperhatikan hal – hal disekitar rumah yang dapat memicu merusak lingkungan seperti membakar kotoran, membuang sampah di sembarang tempat sehingga saluran air menjadi tersumbat dan akhirnya lingkungan menjadi tercemar memicu terjadinya bencana banjir.

Hijayas Selaku kabid tata lingkungan kota Kupang menambahkan, memasuki musim penghujan tentunya banyak terjadi genangan air, saluran air jadi tersumbat akibat sampah yang menumpuk. Semua itu terjadi karena masyarakat membuang sampah di sembarang tempat, oleh sebab itu perlu adanya kesadaran dari seluruh masyarakat terhadap akibat dari tidak menjaga lingkungan yang bersih dari sampah dan juga merupakan salah satu dampak dari cuaca ekstrem.

Hijayas berharap kesadaran masyarakat perlu terus tingkatkan dalam hal menjaga kebersihan lingkungan karena apabila kota Kupang bersih, lingkungan bersih maka tentunya dampak nya pun berkurang ketika ada bencana cuaca ekstrem.

“Kota Kupang ini ibarat rumah kita, kalau bukan kita yang menjaga kota Kupang agar selalu bersih maka siapa lagi yang menjaganya. khusus nya dari aspek kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya,” ajak Hijayas Mode.

Dikesempatan yang sama secara Virtual Yulius Suni, sebagai penulis Dokumen Rencana Kontinjensi bencana cuaca ekstrim Kota Kupang mengatakan bahwa permasalahan sampah juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya bencana ekstrem. Beberapa kali di buat kajian tentang penanganan sampah dan bekerjasama dengan Bank Sampah dan beberapa stackhoulder bagaimana penanganan terhadap sampah sehingga masalah sampah dapat diatasi dan dampaknya pun berkurang.

” Untuk masalah sampah di kota saat ini masih merupakan suatu masalah yang urgen karena sampah juga dapat memicu terjadinya bencana banjir. Oleh sebab itulah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan perlu terus ditingkatkan,” pungkasnya. ( CP).

Komentar