Wujudkan Sekolah Penggerak Yang Unggul, BGP NTT, Gelar Lokakarya Kurikulum Pembelajaran Bagi Para Guru

Kupang media Indonesia menyapa.com – Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul dari kepala sekolah dan guru nya.

Untuk mendapatkan karakter dan SDM yang unggul dari kepala sekolah, guru kepada para siswa di sebuah sekolah pengerak, maka perlu adanya pola pikir yang positif, ketangguhan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan sistem pembelajaran yang baik dengan kurikulum merdeka belajar maka Balai Guru Penggerak l( BGP) NTT menggelar lokakarya kurikulum pembelajaran dan asesmen sekolah penggerak angkatan l tahun ke – 2, yang berlangsung Senin(24 – 26/10) di hotel on the rock.

Lokakarya yang di hadiri oleh kurang lebih 96 peserta yang terdiri dari guru dan kepala sekolah dari tingkat Paud, SD, SMP dan SMA yang ada di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao tersebut di bekali oleh sejumlah strategi, sistem pembelajaran dan asesmen untuk nanti nya di implementasikan di sekolah masing-masing.

Ket Foto : Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Wilman Kusmayadi 

Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Wilman Kusmayadi dalam dalam arahannya pada saat membuka lokakarya kurikulum pembelajaran dan asesmen sekolah penggerak angkatan l tahun ke – 2 Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao mengatakan, digelar nya lokakarya kurikulum pembelajaran bagi sekolah penggerak ini karena Sekolah Penggerak mempunyai program pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar yakni Pertama, hasil belajar siswa di atas level yang diharapkan. Kedua, lingkungan belajar harus aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan bagi siswa, yang Ketiga, pembelajaran berpusat pada murid, bukan berpusat pada regulasi.

Menurut Wilman Kusmayadi, dalam sistem pembelajaran di sekolah pengerak juga perlu memperhatikan dan menerapkan cara dan pola pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa yaitu harus memilih model-model pembelajaran yang terpusat pada peserta didik dintaranya Discovery learning, Problem based learning dan Project based learning, mengapa demikian karena dengan metode-metode pembelajaran tersebut para siswa diberikan kesempatan untuk menemukan, mencari tahu, menyelesaikan masalah, membuat bahkan menghasilkan atau menciptakan sesuatu sesuai dengan karakter dan kemampuannya.

Kepala Bala Guru Penggerak ( BGP) menambahkan, dalam sistem atau pola pembelajaran di sekolah Penggerak juga harus memberikan kebebasan kepada para siswa untuk mengeksplor dan mengembangkan minat dan bakat, kreativitasnya karena, masing-masing siswa memiliki kemampuan sendiri.

” Dalam sistem pembelajaran di sekolah pengerak saat ini, guru harus menyesuaikan pembelajaran sesuai zaman saat ini yang disebut dengan zaman milenial maka dalam pembelajaran harus melibatkan teknologi sebagai media pembelajaran maupun salah satu sumber pengetahuan, ” Ucap Wilman Kusmayadi.

Ditambahkan Kusmayadi, Selain menyesuaikan pola pembelajaran sesuai karakter siswa, maka guru pun di harapkan dapat menerapkan sistem pembelajaran yang di tentukan di sekolah pengerak. Sekolah Penggerak harus memiliki jiwa guru yang punya dedikasi tinggi, tangguh, berjiwa besar, dengan pola pikir yang positif sehingga ketika dalam pembelajaran menghasilkan siswa yang cerdas, kreatif dan berprestasi.

“Tindak lanjut dari Lokakarya ke – 2 angkatan 1 ini diharapkan dapat di implementasikan di sekolah pengerak masing-masing dan pada Tahapan lokakarya berikut nya sudah ada perkembangan,” Tegas Kepala BGP NTT.

Lanjut Wilman Melalui lokakarya kurikulum pembelajaran ini, diharapkan dapat mencetak orang – orang pilihan yang mempunyai jiwa juang yang tangguh, pola pikir yang positif dan juga cara – cara yang beda sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.

Sementara itu, disela – sela lokakarya kurikulum pembelajaran dan asesmen, Kepala SLB Asuhan Kasih, Amini,S.Pd selaku peserta, kepada media Indonesia menyapa mengatakan dirinya selaku kepala sekolah dari sekolah pengerak, dalam mengikuti lokakarya kurikulum pembelajaran ini, merasa sangat bagus karena, dengan adanya lokakarya ini akan menambah wawasan para guru dalam proses pembelajaran yang sesuai kurikulum merdeka dan kemampuan siswa di sekolah pengerak. Namun di akuinya bahwa dalam menerapkan pola pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka belajar di SLB, dimana para siswa nya adalah anak yang berkebutuhan khusus memang terkadang ada kendala dan kesulitan, sehingga untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, kepala sekolah dan Para Guru di SLB Asuhan Kasih meminta pendampingan dari Praktisi pendidikan dalam hal ini para pengawas untuk bersama mengatasi agar para siswa dapat memahami dan mengerti pola pembelajaran dengan baik.

“Dalam menerapkan pola pembelajaran kurikulum merdeka belajar khusus nya di SLB Asuhan Kasih yang mempunyai Siswa yang berkebutuhan khusus memang terkadang kami alami kesulitan namun ketika kami mendapat kesulitan kami akan meminta pendampingan dari Praktisi pendidikan seperti pengawas sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi di sekolah,” Ungkap Amini.

Kepsek SLB Asuhan Kasih juga menyampaikan bahwa, lokakarya kurikulum pembelajaran yang di gelar oleh BGP NTT sangatlah bermanfaat bagi sekolah penggerak dan para guru dalam proses pembelajaran, dan kedepannya diharapkan kegiatan lokakarya bagi sekolah Penggerak yang dilaksanakan ini dapat berjalan lancar dan dapat diterapkan pada siswa di sekolah masing-masing. ( CP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *