Populasi Ternak Di NTT Meningkat, Peternakan Jadi Salah Satu Sektor Unggulan

NTT, media Indonesia menyapa.com –Populasi ternak sapi di NTT terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Oleh sebab itu, pemerintah NTT telah menetapkan sektor Peternakan sebagai salah satu sektor unggulan, karena memiliki dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi masyarakat.

Ternak sapi merupakan hasil usaha dilakukan peternak dan merupakan suatu modal ekonomi untuk mengerahkan usaha ekonomi masyarakat NTT.

Meningkatnya populasi ternak sapi di Provinsi berbasis kepulauan ini berkat kerja keras pemerintah NTT yang terus mendorong peternak mengembangkan usaha ternak secara profesional dari sebelumnya lebih mengarah pada pola tradisional.
Oleh karena pola peternakan yang di lakukan secara moderen dengan mengkandangkan ternak sehingga bobot ternak terus meningkat.

Dalam kepemimpinan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur, Josef Nae Soi pembangunan sektor peternakan bertumbuh dengan pesat karena berbagai inovasi untuk percepatan pembangunan peternakan terus dilakukan.

Pemerintah NTT juga sedang mempersiapkan pembangunan pabrik pakan ternak pertama di NTT guna mendukung pembangunan sektor peternakan.

Selain itu juga, Pemerintah NTT mempelopori pengembangan sapi Wagyu untuk menghasilkan daging premium melalui teknologi inseminasi buatan (IB) yang kini telah menghasilkan 72 ekor pada tahun 2021 dan pembukaan Rens Sapi Wagyu di Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur sebagai pusat pembibitan dan pengembangan sapi wagyu.

Saat ini pembangunan sementara berlangsung berupa penataan ulang lokasi pemeliharaan dan penanaman hijauan pakan ternak (HPT) serta renovasi pembangunan kandang. Pada tahun 2022, akan dibangun reservoar untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman pakan maupun untuk konsumsi 100 indukan sapi wagyu yang akan dikembangkan di kawasan tersebut,” Ungkap Wagub NTT.

Sementara itu, Untuk peternakan Ayam, Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Peternakan Provinsi NTT telah memfasilitasi dalam bentuk pembinaan dan pendampingan perusahaan ayam di Kabupaten Belu dan Kabupaten TTU, yang memiliki potensi untuk disertifikasi sebagai Kompartemen bebas AI (Avian Influenza), sehingga pada 17 Desember 2021, untuk pertama kalinya terdapat dua perusahaan lokal peternak ayam di NTT yang mendapatkan sertifikasi Kompartemen bebas AI oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia sehingga bisa melakukan ekspor produk unggas ke Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). ( CP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *