Ket Foto : dr.Iien Adriany, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT
Kupang, media Indonesia menyapa.com –
Berbicara tentang perempuan sangatlah kompleks, sebagai mana diketahui bahwa Perempuan mewakili setengah dari pemangku kepentingan di berbagai bidang. oleh sebab itu untuk mendukung kesuksesan dan peran perempuan maka perempuan NTT harus Berdaya untuk mendukung suatu kemajuan.
Berbicara perempuan Berdaya maka Peran perempuan menjadi penting dalam menciptakan kesejahteraan yang menyeluruh. Terkadang perempuan masih mengalami hambatan dalam memenuhi hak – hak perempuan di berbagai sektor. Hal tersebut di sampaikan kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Provinsi NTT dr.Iien Adriany pada momentum hari perempuan internasional, kepada media Indonesia menyapa di ruang kerjanya Senin(8/3/2021).
Dikatakan Iien Adriany, berbagai upaya telah dilakukan oleh dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Provinsi NTT dalam pemenuhan hak-hak perempuan dan anak seperti penanganan masalah stunting yang masih tinggi di kabupaten Kupang namun karena di saat ini Pandemi Covid-19 masih melanda NTT sehingga semua OPD anggarannya di recofusing untuk mengatasi Pandemi Covid-19.
“Memang kami dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mengakui ada banyak kendala karena anggaran namun bukan berarti tidak ada usaha, kami sudah berupaya untuk melakukan berbagai cara menurunkan angka stunting,” ungkap Adriany.
Menurut dr. Adriany, peran perempuan sangatlah penting di keluarga yakni rumah tangga, apabila perempuan memaksimalkan perannya dalam keluarga maka pasti masalah stunting dapat teratasi karena apabila sebuah rumah tangga berkualitas, ibarat pabriknya baik maka hasil produk nya pun akan baik. Disamping itu Partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi juga harus baik sehingga dapat memacu produktivitas dan kualitas sumber daya keluarga, Oleh sebab itu upaya dan daya dari perempuan itu sangatlah penting.
Disampaikan kadis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak NTT, untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan perempuan dan anak, perlu adanya sinergitas dan koordinasi yang baik di berbagai sektor, misalnya agama, hukum, ekonomi, pendidikan dan juga stakeholder karena faktor – faktor tersebut sangat penting untuk mendukung pemenuhan hak-hak perempuan dan anak.
MASIH ADAKAH DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
Menurut Kadis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Terkait diskriminasi terhadap perempuan, di NTT memang masih ada tapi kalau di lihat dari angka statistik dari BPS, NTT sudah lumayan bagus di banding daerah lain masalah diskriminasi masih cukup tinggi. Kaum perempuan masih di batasi ruang geraknya di daerah lain. sebetulnya di NTT, ruang dan kesempatan untuk perempuan berkarya di berbagai bidang itu sudah ada, tinggal bagaimana kualitas dari perempuan itu sendiri di tingkatkan agar berani untuk mengambil keputusan.
” Di NTT, ruang dan kesempatan untuk perempuan berkarya itu terbuka lebar, dibandingkan dengan Provinsi lain, kaum perempuan masih dibatasi ruang geraknya. Oleh sebab itu perempuan harus Berdaya, percaya diri dan mampu.di NTT masih lumayan bagus angkanya. Artinya peluangnya cukup baik sesuai Indeks pemberdayaan gender dilihat dari angka statistik, bagaimana perempuan berperan dalam pembangunan, ekonomi, sosial budaya, politik dan lainnya,” jelas Iien Adriany.
Di momentum hari perempuan internasional, Kadis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak NTT menghimbau kepada kaum perempuan di NTT, untuk maju sebagai perempuan yang berkualitas di berbagai bidang memang ada tantangan namun dengan tantangan itu justru akan membuka peluang untuk maju.
” Saya menghimbau kepada kaum perempuan di NTT, ketika kita ingin maju namun ada tantangan maka mari kita hadapi tantangan tersebut karena tantangan tidak bisa kita hindari namun harus di perjuangkan sehingga kita dapat meraih keberhasilan dan apa yang menjadi harapan dan impian tercapai dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi kalau perempuan Berdaya di negeri sendiri maka NTT segera akan bangkit dan sejahtera,” pungkas dr. Iien Adriany. (CP ).