APS Kupang Harap Adanya Dukungan Pemerintah Dapat Wujudkan Kampus Inklusif

Ket Foto : Direktur Akademi Pekerjaan Sosial, Dr.Stefanus Reinati SE., MM

Kupang, media Indonesia menyapa.com-
Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita pun harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi covid19.

Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas , program kuliah, sekolah.
Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini terpaksa ditiadakan.

Hal senada di lakukan juga oleh Akademi Pekerjaan Sosial ( APS ) yang terletak di Jl Jambu No.10 Naikoten ,Kota Kupang. Dimana Sistem perkuliahan di lakukan secara online atau daring.

Direktur Akademi Pekerjaan Sosial, Dr.Stefanus Reinati SE., MM saat ditemui media Indonesia menyapa diruang kerjanya Kamis (17/12/2020) mengatakan Bahwa terhitung sejak bulan maret 2020, aktifitas perkuliahan secara tatap muka ditiadakan dan di laksanakan secara online.

“Kami dari pihak kampus sendiri merasa kesulitan untuk melakukan pembelajaran secara online, karena kebanyakan mahasiswa belum memiliki hp android, di tambah lagi dengan kampus kami memiliki beberapa orang mahasiswa penyandang disabilitas, yakni 1orang disabilitas mental dan 2 orang lain nya disabilitas netra. Kami berharap adanya kerjasama dan dukungan yang baik dari pemerintah agar harapan dari APS sendiri untuk menuju kampus yang inklusif dapat terwujud” ujar Stef.

Pria jebolan S3 Brawijaya Malang ini mengapresiasi kerja Gubernur NTT Viktor Laiskodat dengan diangkatnya salah satu penyandang disabilitas, Dina Noah untuk menangani bidang disabilitas.
Selain itu juga kami bersyukur dengan sudah ada nota kesepakatan dengan 35 Perguruan Tinggi di daratan Timor dan Rote, dan APS sendiri termasuk didalam nya.

“Kami berharap agar pendidikan dapat merata, dan kita tidak mengabaikan penyandang disabilitas karena mereka juga punya kelebihan sendiri. kami pun berupaya untuk memberikan pendidikan yang sama kepada mahasiswa penyandang disabilitas,”harap Dirut APS.

Disampaikan pula bahwa, AKademi Pekerjaan Sosial yang telah berdiri dari tahun 1998 ini telah memiliki Unit layanan Disabilitas (ULD) yang beralamat di Jln. Soekarno, depan bank Mandiri Syariah. Dan diharapkan dengan adanya ULD ini penyandang disabilitas dapat di akomodir dan diberi pelatihan agar mereka dapat menolong diri sendiri.

Untuk diketahui, APS hingga tahun 2020 ini telah mewisudakan sebanyak 614 orang sarjana, dan 28 orang di antaranya adalah penyandang disabilitas. ( Cp/sm).

Komentar